Dalam
rangka menambah wawasan keilmuan yang saat ini sedang berkembang, mahasiswa Teknik
Sipil UCY menyelenggarakan seminar New Yogyakarta International Airport (NYIA)
pada hari Sabtu, 30 Maret 2019 di Auditorium Kampus UCY. Dikatakan oleh Ketua
Panitia, acara ini diharapkan dapat memberikan sumbangan positif bagi mahasiswa
khususnya. Disampaikan oleh Dekan FT,
Ibu Ir. Erlina, MT, acara seperti ini perlu dilakukan menerus agar ada link and match , oleh karena itu perlu juga
dilakukan kunjungan lapangan pada waktu yang telah ditentukan.
Diuraikan
oleh Ir. Danny Setiawan, MSc. Sebagai pembicara dari PT. Angkasa Pura, proyek
pembangunan NYIA sejak awal perencanaan telah memperhitungan beberapa aspek
untuk menghasilkan proyek berstandard internasional. Keterbatasan Bandara Adi
Sutjipto mulai dari runway, kapasitas penumpang, dan kapasitas pesawat mengharuskan percepatan dalam penyelesaian pembangunan
NYIA. Proses pengadaan lahan tercepat dan terbesar dengan ganti ”untung” seluas 582,08 ha
di Kulon Progo telah selesai
sebelum pembangunan dimulai. Bandara telah didesain terhadap dampak tsunami dengan
ketinggian 15 m, dan
pengaruh gempa tektonik yang sering
terjadi di daerah selatan termasuk dilokasi NYIA. Dengan adanya NYIA tentu akan
berdampak positif pada perkonomian dan wisatawan. Perlu diketahui, bersamaan
dengan pembangunan NYIA telah disiapkan beberapa jalur strategis seperti jalan
bebas hambatan menuju Borobudur, sehingga turis manca akan makin meningkat.
Pembicara
2, Ir. Mitrabeni, dari PT. Cakarbumi, membahas konstruksi cakar ayam, konstruksi lentur tapi
rigit. Disampaikan sejarah singkat penemuan Pondasi Cakar Ayam sejak 1961 yang
saat itu sebagai pondasi tower transmisi tegangan tinggi di atas tanah lunak rawa-rawa yang kemudian 1989
diaplikasikan di jalan tol Sitiawan & Melaka, Malaysia. Konsep dasarnya pelat tebal merupakan
pelat tipis ditambah pipa dengan beban maks 10 ton, dimana cakar ayam berfungsi
sebagai angkur, 1979 diaplikasikan pada
Apron Juanda, dan1984
di Soekarna Hatta.
Pengembangan
Cakar ayam modifikasi oleh Prof. Dr. Ir.
Bambang Suhendro, M.Sc dkk,, sejak 1989 dengan cara pada bagian tepi pelat
diberi koperan beton dan permukaan plat diberi lapisan aspal tipis 5 cm .
Sistem CAM ini dapat digunakan langsung diatas tanah lunak untuk merintis jalan baru.
Dengan koperan beton ditepi pelat dapat menambah kekakuan sehingga mencegah berongganya interface antara slab dan tanah. Penambahan aspal dapat melindungi
plat dari panas radiasi matahari sekaligus pengaruh buruk dari hujan yang
mengandung asam yang
dapat merusak beton.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar