Jumat, 06 Desember 2019
Senin, 02 Desember 2019
Jumat, 26 Juli 2019
UCY Studium General Hadapi Era Revolusi Industri 4,0
Hari Kamis, 25/07 diselenggarakan Stdium General di
Kamopus Universitas Cokroaminoto Yogyakarta (UCY) dengan tema “Perguruan Tinggi
Merespon Perubahan” dengan narasumber Dr. Ir. Bambang Supriyadi, CES., DEA
mantan Kepala Lembaga Layanan Penidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah V. Kegiatan
ini sebagai bentuk respon UCY dalam menghadapi perkembangan teknologi di era
global ini yang sudah tidak terbendung masuk ke Indonesia disertaidengan
teknologi yang semakin canggih, dunia kini memasuki era revolusi industri 4.0,
yang membawa inovasi distruptif (distruptiveinnovation), dimana inovasi ini
membantu menciptakan pasar baru,sekaligus mengganggu atau merusak pasar yang
sudah ada, dan pada akhirnya menggantikan teknologi terdahulu tersebut. Hal ini
tentu menjadi permasalah sekaligus tantangan.
Menurutnya, ada hal utama arahan dari Menristekdikti
terkait akses-mutu-releavnas terkait dengan revolusi industry 4.0. untuk
meningkatkan mutu dan relevansi secara berkelanjutan. “Saat ini sejalan dengan
Revolusi Industri 4,0 mau tidak mau kita harus menghadapinya. Permasalahan dan
tantangan akses yang dihadapi kampus adalah adanya populasi yang besar, disparitas
sosial, ekonomi, geografis, daya tampung terbatas, dan pemerataan layanan.
Sementara dalam hal mutu dan relevansi terdapat permasalahan dan tantangan
seperti peningkatan kelayakan Sarana-prasarana, kualitas dosen, pendidikan
karakter, keselarasan dengan dunia kerja,
dan kompetensi lulusan. Untuk menyikap hal tersebut arahan Menristekdikti antara
lain penyesuaian kurikulum pembelajaran dlm meningkatkan kemampuan ber IT, sistem
perkuliahan distance learning, utk membantu anak bangsa di pelosok peningkatan
kualifikasi SDM dan peremajaan SraPras untuk riset, terobosan dalam pengembangan
riset yang mendukung RI 4.0, dan inovasi untuk meningkatkan produktivitas
industri, termasuk perusahaan pemula.
Untuk mewujudkan
akse-mutu-relevansi tersebut UCY perlu komitmen, mulai dari lini bawah hingga
pada jaringan yang lebih luas. Selain itu untuk menghadapu Revolusi Industri
4,0 UCY harus mempersiapkan SDM yang memahami 4 komponen keilmuan: 1) mengubah mindset
dan talent; 2) memiliki pemahaman humanity; 3) memiliki kompetensi yang
terampil dalam pemanfaatan sarana dan prasarana di era revolusi industri 4.0,
dan; 4) memiliki kompetensi teknis praktis yang difasilitasi melalui berbagai
program peningkatan kompetensi. Perguruan tinggi perlu mengembangkan resource
sharing khas era revolusi Industri 4.0 dan revolusi industri yang lebih tinggi,
yang mendukung proses pembelajaran dan penelitian yang dapat mendongkrak
potensi ilmu pengetahuan Indonesia.
Dalam menghadapi perubahan, termasuk babak baru
model akreditasi diman Prodi S1 Teknik SIpil saat ini sedang menyusun berkas
akreditasi dengan model baru. Disampaikan oleh Ir. Nurokhman, MT. kami sebagai
ketua prodi harus menghadapi perkembangan ini termasuk akreditasi dengan model
baru yang belum ada contohnya, sehingga jika nanti Teknik SIpil bisa meraih
akreditasi pada peringkat yang lebih baik dari sekarang, maka akan menjadi
contoh. (Nurokhman.jogja@ucy)MAHASISWA TEKNIK SIPIL UCY, ARIEF HIDAYATULLAH JUARA AERO PONDIRGA
Bertepatan dengan acara Studium General di
Kampus Universitas Cokroaminoto Yogyakarta (UCY) dengan tema “Perguruan Tinggi
Merespon Perubahan” telah dilakukan penyerahan penghargaan kepada mahasiswa berprestasi antara lain Muhammad Arif Hidayatullah mahasiswa Teknik Sipil yang meraih Juara III Nasional Federasi Aero Indonesia PONDIRGA. Rektor menyampaikan apresiasi yang luar biasa atas prestasi tersebut. Selain itu juga diserahkan penghargaan kepada Ratna Dewi Setyaningsih mahasiswa Ilmu Hukum yang meraih Juara III Nasioanl Volly duduk difabel, Agata Khoirunnisa duta pendidikan provindi DIY. Penyerahan penghargaan disampaikan oleh Rektor UCY Ciptasari Prabawanti, S.Psi., M.Sc., Ph.D dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Drs. Nasrudin, M.Ag.
Penghargaan tersebut direspon oleh Ir. Bambang
Supriyadi, CES., DEA yang juga senagai narasumber Studum General; “Hal ini menunjukkan bahwa Universitas
Cokroaminoto Yogyakarta berkomitmen memberikan ruang dan apresiasi kepada
mahasiswa untuk berkarya dan berprestasi, bukan saja pada bidang akademik,
namun juga non-akademik. Dari sinlah akan tumbuh juara-juara berikutnya dan
tidak Cuma mahasiswa tapi dosen-dosennya juga mau maju”. Demikian tambahnya.
Dalam paparannya, Dr. Ir. Bambang Supriyadi, CES., DEA
mantan Kepala Lembaga Layanan Penidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah V ini sebagai bentuk respon UCY dalam menghadapi perkembangan teknologi di era
global yang sudah tidak terbendung masuk ke Indonesia disertai dengan
teknologi yang semakin canggih, dunia kini memasuki era revolusi industri 4.0,
yang membawa inovasi distruptif (distruptiveinnovation), dimana inovasi ini
membantu menciptakan pasar baru,sekaligus mengganggu atau merusak pasar yang
sudah ada, dan pada akhirnya menggantikan teknologi terdahulu tersebut. Hal ini
tentu menjadi permasalah sekaligus tantangan.
. (Nurokhman.jogja@ucy)
Rabu, 08 Mei 2019
Mahasiswa Teknik Sipil UCY Saksikan Detik-Detik Pendaratan Pesawat Pertama di Bandara YIA
Hari
kamis, 2 mei 2019 mahasiswa Teknik Sipil UCY sejumlah 63 orang melakukan kuliah
kerja lapangan (KKL) di Proyek Pembangunan Yogyakarta International Airport
(YIA) sebagai kegiatan lanjutan seminar sebelumnya. Dalam penjelasannya, Pak Gani sebagai manajer lapangan PT. Angkasa Pura menjelaskan bahwa pembangunan bandara ini merupakan
yang terbesar di Indonesia. “Alasan
dibangunnya bandara ini karena kemacetan transportasi di Bandara Adisutjipto milik TNI AU dan keterbatasan kawasan dalam
pengembangan terutama panjang runway. Selama ini kami menyewa sehingga saat ada
penerbangan latihan TNI AU maka pesawat komersil komersil berhenti sementara.
Sementara runway di bandara tersebut tidak dapat diperpanjang karena adanya
penghalang jembatan Janti dan sungai di sisi barat dan Gunung Boko di timur.
Kondisi itulah maka perlunya
dibangun YIA”, tambahnya. Disampaikan pula progres pembangunan bandara YIA cukup ketat,
dan hari ini 2 Mei 2019 akan dilakukan uji kedatangan dan penerbangan pertama.
“UCY bersyukur karena hari ini nanti kalian dapat menyaksikan uji landing dan
take off pesawat pertama kali di bandara YIA”.
Dalam
kesempatan tersebut melalui gedung Fire Station di lantai 4, bersama dengan
beberapa pihak terkait menyaksikan saat-saat pertama kali pendaratan pesawat
yang kemudian selang beberapa menit dilakukan penerbangan pesawat. Semua yang
menyaksikan bertepuk tangan atas keberhasilan tersebut. Tim PT. Angkasa Pura,
Kontraktor PT. Pembangunan Perumahan Tbk, Tim Pemadam Kebakaran dan peserta UCY
saling mengucapkan selamat atas keberhasilan uji coba tersebut. Sebagai bentuk
ucapan Dekan Fakultas Teknik UCY , Ir. Erlina, MT. memberikan simbol berupa
plakat kepada Manajer Lapangan PT. Angkasa Pura, Gani. “ Pak Gani, kami dari
UCY turut bangga atas prestasi ini karena akan berdampak pada peningkatan DIY
baik ekonomi, pendidikan maupun pariwisata”, tutur Erlina. Dengan kehadiran mahasiswa
di lokasi proyek ini akan sangat bermanfaat memberikan gambaran nyata
perkembangan teknologi yang belum sempat diterima di meja kuliah.
Dijelaskan
tentang pekerjaan konstruksi underpass oleh Ir. Indra Suharyanto, MT. sebagai
tim proyek sekaligus dosen UCY. Underpass tersebut merupakan jalan Daendeles
yang ruasnya melintas di bandara sehingga dibuat dengan model jalan bawah tanah
atau underpass untuk menghindari kemacetan lalu lintas.
Proyek YIA dengan luas terminal 210.000 m2, panjang
runway 3.250 m x 45 m, apron 23 parking stand luas : 159.140 m2 , diharapkan
dalam 3-5 tahun tercapai 14 mil penumpang, namun dalam 10 tahun mendatang
diperkirakan bisa 25 mill penumpang. Pekerjaan tanah dan infrastruktur Bandara
YIA dikerjakan oleh PT. PP. Beberapa gedung saat kunjungan lapangan masih dalam
proses penyelesaian.
Senin, 06 Mei 2019
Fakultas Teknik Gelar Seminar Internasional Low Carbon Eco District
Bertempat
di Auditorium Universitas Cokroaminoto Yogyakarta (UCY), Sabtu 13 April 2019,
diselenggarakan Seminar Internasional tentang Low Carbon Eco District sebagai kepedulian terhadap lingkungan
untuk memerangi pemanasan global. Dalam penuturannya, Dekan FT, Ir. Erlina, MT,
menyampaikan bahwa UCY sebagai perguruan tinggi perlu membekali wawasan mahasiswa dan
masyarakat pentingnya penataan lingkungan yang baik seperti Low Carbon, Eco
green, Eco Building, Eco Energy dan Eco lainnya yang akan bermanfaat bagi generasi
penerus.
Sebagai
Keynote Speaker, Mr. Matthieu Caille,
M.Sc. dari Green Building Low Carbon Eco
District- French Agency Environment And Energy Management (ADEME Perancis) memaparkan bahwa Indonesia adalah negara terpadat ke-4 di
dunia dan salah satu penghasil emisi gas rumah kaca (GRK) terbesar. Untuk
memerangi perubahan iklim dan berkontribusi pada upaya seluruh dunia yang
diprakarsai dengan penandatanganan Perjanjian Paris, Indonesia telah menetapkan
berkomitmen untuk mengurangi emisi GRK-nya. hingga 29% pada tahun 2030.
Kota-kota di Indonesia
memiliki dampak penting dan negatif terhadap total emisi GRK di Indonesia, dan
tampak jelas bahwa mencari solusi untuk mengurangi emisi GRK di Indonesia
dimulai dengan mengurangi emisi GRK di kota-kota di
Indonesia. Untuk menghindari permasalahan itu dibutuhkan penyadaran bersama
semua elemen baik pemerintah, masyarakat, pelaku industri dan kampus seperti
UCY untuk mulai dari hal yang paling sederhana, seperti mengubah kebiasaan
selalu menggunakan kendaraan bermotor, mengurangi sampah, menanam pohon, merancang
perumahan secara vertikal dengan
efisien energi listrik, memanfaatkan ruang bangunan untuk penghijauan, dan
semua pola eco-green.
Sebagai bagian dari kerja sama dalam urbanisme
berkelanjutan antara Prancis dan Indonesia, Program Low Carbon Eco District (LCED) telah dimulai pada tahun 2017 oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan perumahan
Indonesia untuk merefleksikan dan menemukan solusi tentang cara mendesain,
merencanakan dan mengimplementasikan solusi rendah karbon pada skala bangunan
perkotaan di Kota Yogyakarta.
Menurut Ir. Nurokhman,
MT sebagai pembicara lain, dipaparkan hasil penelitain terkait Kota Yogyakarta
sebagai wilayah Kawasan Startegis Pariwisata Nasional maka penataan permukiman
kumuh bantaran Sungai Gajahwong masih perlu penyelesaian kompromi ruang
sempadan sungai, pemanfaatan air sungai untuk semua tidak tercemar, dan
penyediaan sarana prasarana permukiman yang partisipatif agar bisa
berkelanjutan dan potensi pendukung destinasi wisata. Permasalahan pembongkaran
beberapa rumah yang tidak tertata untuk mundur minimal 3 meter dari talud
sungai yang kemudian oleh program PTSL menjadi penataan yang
sinergi. Dampak kegiatan tersebut aksesibilitas, penyediaan sarana dasar
warga dan ruang terbuka publik telah
tersedia yang berdampak pada pengembangan perekonomian warga bantaran.
Penyadaran pentingnya sungai sebagai bagian dari kehidupan kita perlu didukung
oleh semua pihak walaupun kadang regulasi yang ada membatasi ruang gerak
program.
Dalam diskusi seminar
ini dihadiri juga dari World Bank (Paulus Bawole) dan Dinas PUPKP Kota
Yogyakarta, Sigit Setiawan. Mereka berpendapat konsep Low Carbon Eco District
perlu dikemas agar dapat diimplementasi hingga tingkat basis atau warga bawah
dan kompromi garis sempadan sebagaimana yang diatur dalam KemenPUPR Nomor 28
tahun 2015 telah dilakukan focus group discussion oleh beberapa OPD terkait
mengingat keberadaan rumah warga lebih dulu daraipada aturannya dimana garis
sempadan sungai dipertimbangkan terhadap kajian teknis, kearifan lokal, dan
kondisi eksisting.
Rabu, 10 April 2019
Mahasiswa Teknik Sipil UCY Selenggarakan Seminar New Yogyakarta International Airport (NYIA)
Dalam
rangka menambah wawasan keilmuan yang saat ini sedang berkembang, mahasiswa Teknik
Sipil UCY menyelenggarakan seminar New Yogyakarta International Airport (NYIA)
pada hari Sabtu, 30 Maret 2019 di Auditorium Kampus UCY. Dikatakan oleh Ketua
Panitia, acara ini diharapkan dapat memberikan sumbangan positif bagi mahasiswa
khususnya. Disampaikan oleh Dekan FT,
Ibu Ir. Erlina, MT, acara seperti ini perlu dilakukan menerus agar ada link and match , oleh karena itu perlu juga
dilakukan kunjungan lapangan pada waktu yang telah ditentukan.
Diuraikan
oleh Ir. Danny Setiawan, MSc. Sebagai pembicara dari PT. Angkasa Pura, proyek
pembangunan NYIA sejak awal perencanaan telah memperhitungan beberapa aspek
untuk menghasilkan proyek berstandard internasional. Keterbatasan Bandara Adi
Sutjipto mulai dari runway, kapasitas penumpang, dan kapasitas pesawat mengharuskan percepatan dalam penyelesaian pembangunan
NYIA. Proses pengadaan lahan tercepat dan terbesar dengan ganti ”untung” seluas 582,08 ha
di Kulon Progo telah selesai
sebelum pembangunan dimulai. Bandara telah didesain terhadap dampak tsunami dengan
ketinggian 15 m, dan
pengaruh gempa tektonik yang sering
terjadi di daerah selatan termasuk dilokasi NYIA. Dengan adanya NYIA tentu akan
berdampak positif pada perkonomian dan wisatawan. Perlu diketahui, bersamaan
dengan pembangunan NYIA telah disiapkan beberapa jalur strategis seperti jalan
bebas hambatan menuju Borobudur, sehingga turis manca akan makin meningkat.
Pembicara
2, Ir. Mitrabeni, dari PT. Cakarbumi, membahas konstruksi cakar ayam, konstruksi lentur tapi
rigit. Disampaikan sejarah singkat penemuan Pondasi Cakar Ayam sejak 1961 yang
saat itu sebagai pondasi tower transmisi tegangan tinggi di atas tanah lunak rawa-rawa yang kemudian 1989
diaplikasikan di jalan tol Sitiawan & Melaka, Malaysia. Konsep dasarnya pelat tebal merupakan
pelat tipis ditambah pipa dengan beban maks 10 ton, dimana cakar ayam berfungsi
sebagai angkur, 1979 diaplikasikan pada
Apron Juanda, dan1984
di Soekarna Hatta.
Pengembangan
Cakar ayam modifikasi oleh Prof. Dr. Ir.
Bambang Suhendro, M.Sc dkk,, sejak 1989 dengan cara pada bagian tepi pelat
diberi koperan beton dan permukaan plat diberi lapisan aspal tipis 5 cm .
Sistem CAM ini dapat digunakan langsung diatas tanah lunak untuk merintis jalan baru.
Dengan koperan beton ditepi pelat dapat menambah kekakuan sehingga mencegah berongganya interface antara slab dan tanah. Penambahan aspal dapat melindungi
plat dari panas radiasi matahari sekaligus pengaruh buruk dari hujan yang
mengandung asam yang
dapat merusak beton.
Sabtu, 23 Februari 2019
UCY Selenggarakan Workshop Pengembangan Kurikulum KKNI
Dalam rangka evaluasi kurikulum tiap 5 tahun,
maka UCY menyelenggarakan workshop
pengembangan kurikulum perguruan tinggi berbasis Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Disampaikan oleh Rektor UCY, Ciptasari Prabawanti, S.Psi., M.Sc. PhD., dalam
pembukaan workshop jumat tadi (22/2) bahwa UCY
sedang
mengembangkan sistem tatakelola, sistem informasi, sistem penjaminan mutu internal dan pembenahan sarana prasarana sebagai
pendukung mutu pembelajaran sekaligus persiapan akreditasi instusi PT dan
beberapa prodi yang menjelang habis masanya.
Workshop yang diselenggarakan selama 2 hari
ini menghadirkan pembicara Dr. Ir. Bambang Supriyadi, CES, DEA, MS, selaku Kepala LLDikti Wilayah 5
Yogyakarta dan Dr. Hisyam Zaini, M.A, selaku Sekretaris Kopertais, diikuti
oleh semua pimpinan
fakultas, program studi dan unit
di
lingkungan UCY sebagai peserta.
Dalam kesempatan ini disampaikan oleh Dr. Ir. Bambang Supriyadi, CES, DEA, MS, penyelenggaraan pendidikan tinggi harus mengacu pada UU no 12 /2012, dimana untuk meningkatkan daya
saing bangsa dalam menghadapi globalisasi di segala
bidang salah satunya pengembangan
Kurikulum KKNI mengacu pada Perpres no 2 tahun 2012 yang harus segera direspon oleh
program studi.
“Perumusan kurikulum harus mempertimbangkan
keunggulan UCY yang tercermin pada profil lulusan. Oleh
karenanya universitas harus mempertimbangkan berbagai aspek, baik eksternal maupun internal,
sesuai
perkembangan teknologi. Hal ini tentu harus tercermin dalam
capaian
pembelajaran dan kompetensinya”, demikian penyampaiannya. Ditambahkan, UCY
sebagai salah
satu kampus tertua di DIY, sudah semestinya meningkatkan kinerjanya,
agar kepercayaan publik
meningkat. Oleh karenanya usulan penambahan program studi
baru
harus benar -benar dipersiapkan dengan baik. Adanya
rencana pembukaan prodi baru perencanaan wilayah dan arsitek tentunya perlu
dipertimbangkan terhadap perkembangan teknologi global termasuk revolusi
industri 4. Dalam workshop ini juga dilibatkan beberapa calon dosen baru untuk
turut serta menyusun kurikulumnya yang akan memperkuat kualitas profil lulusan yang diharapkan sebagai keunggulan prodi.
Langganan:
Postingan (Atom)